Monday, April 22, 2013

Apa Yang Dibutuhkan Klien Dari Interpreter



Pertanyaan itu diajukan Mbak Dita selaku moderator pada acara 
Temu Komp@k HPI “Mengupas Tuntas dan Berbagi Pengalaman: 
Bagaimana Menembus Pasar Kejurubahasaan”,
yang diselenggarakan di The Reading Room,
Jl. Kemang Timur No. 57, Jakarta,
Sabtu, 13 April 2013.

Gelar Wicara yang berlangsung dari jam 10.00 WIB 
sampai jam 14.00 WIB itu menghadirkan 3 orang narasumber: 
Mbak Vina (interpreter), Mas Reza (koordinator pengguna jasa)
dan Mbak Shinta (koordinator tim pengguna jasa). 



Pertama-tama, Mbak Dita mempersilahkan Mbak Vina untuk menjawab 
pertanyaan tersebut. Dengan lugas dan 'to the point'  Mbak Vina 
menjawab: yang paling diperlukan klien dari seorang
interpreter ialah kemampuan bahasa yang bagus,
yaitu yang di atas rata-rata.

Di uraian selanjutnya, Mbak Vina menyampaikan bahwa itu saja 
tidaklah cukup. Masih harus didukung dengan interpersonal yang baik, 
termasuk di antaranya yang sangat penting adalah tidak banyak 'cing-cong'. 
Sebab jika mau, selalu banyak 'excuse' bagi seorang interpreter untuk 
malas bangun di pagi buta, mengeluh dan takut ini-itu saat harus 
ke 'site' yang medannya berat dan sejuta 'cing-cong' lainnya.  

Senang berkomunikasi dengan orang lain, senang mendapat
pekerjaan-pekerjaan yang mengharuskannya berbicara dalam
bahasa Inggris saat masih bekerja di stasiun radio adalah modal awal
Mbak Vina sebagai seorang interpreter. Modal lainnya, selain kemampuan
bahasa Inggris yang bagus, yang dibuktikan dengan adanya testimoni
dan pujian dari para klien, adalah dedikasi tulus yang ditunjukkan
dengan tidak banyak 'cing-cong' saat bertugas.


Hal itu dapat dirasakan oleh hadirin yang mendengarkan secara langsung
penuturannya, termasuk saya. Meskipun harus bangun padi buta dan
menyetir dari jam 3 pagi menuju lokasi, Mbak Vina melakukannya
dengan kesadaran penuh, tanpa mengeluh dan berat hati.
Padahal bangun pagi adalah masalah baginya.

Tapi selalu ada cara yang bisa diupayakan untuk menanggulangi
masalah. Menyadari bahwa dirinya tidak mudah bangun pagi, maka
Mbak Vina menyetel beberapa alarm dengan selisih waktu tertentu. Jika
telah sampai pada bunyi alarm yang terakhir tetap juga tidak bangun, maka
alarm yang lebih keras akan memanggil: suara Mamanya dari kamar sebelah.

Perjalanan menuju lokasi tak selalu mulus. Ada
kalanya harus menyeberang laut dengan boat di waktu
tengah malam, dan setibanya di lokasi, di tengah kelelahan
fisik yang mendera, Mbak Vina harus langsung bekerja. Tetapi
ia lakukan itu tanpa berat hati dan banyak 'cing-cong'. Hal
inilah yang menurut pengamatannya, merupakan hal
yang disenangi klien darinya, sehingga klien bertahan 
bekerjasama dengannya dalam
jangka waktu yang lama.

Hal penting lainnya adalah segera menjawab
penawaran dari klien, sebab klien pasti mengirim email
yang sama pada beberapa kandidat, dan biasanya hanya akan
membaca yang paling cepat merespon. Ini terbukti dari kisahnya
sendiri yang saat itu dihubungi klien pada saat masih bekerja
secara full time di Singapura. Merasa tidak bisa mengisi
kesempatan yang ditawarkan, Mbak Vina memberikan
nama teman-temannya sebagai rekomendasi. 

Kebaikan tersebut ternyata menyentuh hati
klien sehingga meskipun ia memerlukan jasa interpreter
untuk lima hari dan Mbak Vina hanya bisa menyanggupi dua hari
yaitu saat weekend maka klien tetap ingin memakai jasa Mbak Vina.
Karena kinerjanya bagus dan didukung oleh kerjasama yang baik, klien
meminta pada Mbak Vina meneruskan tugas tersebut sampai selesai.
'Tergoda' oleh fee yang 'aduhai', Mbak Vina mengambil cuti yang
kebetulan masih tersisa banyak. Bahkan, beberapa saat
kemudian memutuskan untuk berhenti dari
pekerjaannya untuk menjadi freelancer sejati.  

Selanjutnya, Mbak Sinta berkesempatan menjawab
pertanyaan Mbak Dita di depan:
"Apa yang dibutuhkan klien dari seorang interpreter?"

Mewakili para klien yang sering menggunakan jasa interpreter,
Mbak Sinta menjawab bahwa fleksibilitas-lah yang sangat
diharapkan dari seorang interpreter. Hal ini dikarenakan
seringnya terjadi perubahan pada detik-detik terakhir. 

Selain itu, penampilan yang sesuai juga menjadi tuntutan,
sebab interpreter adalah representasi dari perusahaan
yang meng-hire-nya. Jangan sampai citra perusahaan
dinilai buruk hanya karena masalah penampilan
interpreter yang tidak sesuai. 

Senada dengan Mbak Sinta, Mas Reza pun
menjelaskan bahwa fleksibilitas seorang interpreter
sangat diharapkan. Sebagai imbal baliknya, perusahaan tempat
Mas Reza bekerja pun selalu berusaha kooperatif dengan
memberikan kepastian segala sesuatunya paling
lambat 1 x 24 jam sebelumnya,

memberikan fee dengan satuan waktu 4 jam atau
8 jam meskipun jam kerjanya kurang dari itu dan membayar
lembur jika bekerja lebih dari 8 jam. 

Dalam hal pembayaran, sebisa mungkin
kurang dari waktu 2 minggu.
Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan
tempat Mbak Shinta bekerja.


Di sesi tanya jawab, ada beberapa
pertanyaan yang erat kaitannya dengan fleksibilitas
kerja interpreter. Adalah Mbak Indri yang
menanyakannya. Pertanyaan pertama adalah mengenai
tarif jika menjadi interpreter yang 'come to me come to you'.
Hal ini dijawab oleh Mbak Vina bahwa itu adalah bagian dari service
seorang interpreter. Karena kita dibayar oleh pihak klien maka
tidak berarti lantas kita tidak mau menerjemahkan
pembicaraan lawan dari klien kita. 


Kemudian, pertanyaan yang kedua adalah tentang tarif
whisper interpreting. Mengenai hal ini, dijawab oleh Mbak Vina
bahwa pada dasarnya jenis penerjemahan hanya ada dua
yaitu konsekutif dimana interpreter menerjemahkan
setelah pembicara selesai, dan simultan yaitu
penerjemahan yang dilakukan di saat yang
pembicara sedang berbicara.
Selain itu adalah variasi. 


Selanjutnya Mbak Vina menguraikan,
jika pada saat bertugas harus melakukan
whisper interpreting, maka itu bagian dari tugas.
Jadi, tidak perlu ada tambahan biaya. Seperti yang pernah
ia lakukan pada saat menjadi interpreter pada acara yang menghadirkan
Sherina dan Rio Dewanto sebagai ambasador suatu produk. Saat itu,
para wartawan sedang mewawancarai Sherina dan Rio, maka,
agar klien memahami situasi yang berlangsung, Mbak Vina
membisikkan pertanyaan para wartawan dan juga
jawaban dari sang ambassador.

Dari uraian di atas saya menyimpulkan bahwa
apa yang dibutuhkan klien dari seorang interpreter
hanyalah satu kata: TOTALITAS.

Sedangkan penjabaran dari totalitas, diantaranya:
1. Kemampuan bahasa yang di atas rata-rata
2. Interpersonal yang baik 3. Dedikasi
4. Kerjasama 5. Fleksibilitas
6. Penampilan yang sesuai
dlsb.

Sekian paparan saya, semoga bermanfaat.
Mohon maaf jika tidak bisa membuat reportase secara lengkap.
Karena kesalahan teknis, rekaman saya gagal saat itu, sehingga hanya
menulis yang dapat saya ingat dan hanya satu tema.
Bagi yang hadir, mohon bantuannya
untuk meluruskan jika ada kesalahan. Rabu, 23 April 2013

No comments:

Post a Comment